Sabtu, 03 Desember 2016

ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN TIMER/COUNTER

Dalam pratikum kali ini akan dijelaskan tentang istilah yang berkaitan dengan timer,keempat mode timer/counter, komponen mikrokontroler untuk fungsi timer, mendeskripsikan prosedur untuk menangkap sinyal dari luar, mendeskripsikan prosedur untuk membangkitkan sinyal, mendeskripsikan register yang digunakan untuk Timer 0, Timer 1, dan Timer 2, serta memrogram timer dalam mikrokontroler AVR. Salah satu alasan penting menggunakan mikrokontroler dalam sistem tertanam adalah kemampuan mikrokontroler untuk melakukan tugas-tugas berbasis waktu. Dalam aplikasi sederhana, seseorang dapat memrogram mikrokontroler untuk menyalakan atau mematikan piranti eksternal pada waktu tertentu yang sudah diprogram. Untuk aplikasi lain, mikrokontroler dapat digunakan untuk membangkitkan gelombang dengan variasi lebar pulsa untuk mengontrol kecepatan motor DC.



A.  Istilah yang Berkaitan dengan Timing
1.  Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya sinyal dalam periode 1 detik. Satuan frekuensi adalah Hertz, atau siklus per detik. Sebagai contoh, sinyal sinusoida dengan frekuensi 60 Hz,  berarti bahwa satu periode sinyal berulang 60 kali setiap detik, atau setiap 16,67 ms.
2.  Periode
Kebalikan frekuensi adalah periode. Jika sebuah kejadian terjadi setiap 1 Hz, maka
peride kejadian itu adalah 1 detik. Untuk memperoleh periode dari nilai frekuensi, atau sebaliknya, maka digunakan persamaan:
f = 1/T
dimana  f dan T melambangkan frekuensi dan periode. Kedua istilah ini digunakan dalam hal-hal yang berkaitan dengan timing dalam sistem  tertanam
3.  Siklus Kerja (Duty Cycle)
Dalam banyak aplikasi, pulsa periodik digunakan sebagai sinyal kontrol.
Contohnya pulsa periodik yang diberikan kepada motor servo. Untuk mengontrol arah dan

kecepatan motor, digunakan pulsa periodik dengan variasi siklus kerja. Sinyal pulsa periodik yang ditunjukkan dalam Gambar 8.1 (a) ON selama 50% dari periode sinyal dan OFF untuk periode sisanya. Gambar 8.1 (b) ON hanya 25% dari periode yang sama dan OFF untuk 75% dari periodenya. Siklus kerja didefinisikan sebagai persentase satu periode sinyal ON. Oleh karena itu, sinyal dalam Gambar 8.1 (a) mempunyai siklus kerja 50% dan Gambar 8.1 (b) mempunyai siklus kerja 25%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar